Membangun Budidaya Beras Berkelanjutan

    Membangun  Budidaya Beras  Berkelanjutan
    Diskusi Membangun Budidaya Beras Berkelanjutan

    JAKARTA, Preferred by Nature (PbN), Rikolto Indonesia dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan serta perwakilan lembaga swasta, pemerintah dan perguruan tinggi, anggota dan pendukung budidaya beras berkelanjutan menyepakati membentuk National Working Group (NWG) untuk standar beras berkelanjutan global yang bernama SRP (Sustainable Rice Platform). 

    Dalam pertemuan di Jakarta, 31 Oktober–1 November 2023 merupakan puncak baru serangkaian diskusi yang dilakukan sejak 2019. Kegiatan ini juga membentuk Kelompok Kerja Nasional (National Working Group) SRP beranggotakan: Aliansi Organis Indonesia (AOI), Biro Perencanaan Kementerian Pertanian RI, Corteva Agriscience Indonesia, CropLife Indonesia, Harvest Plus, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), Preferred by Nature (PbN), Provivi Pheromones Indonesia, Rikolto Indonesia, Syngenta Indonesia. Kelompok Kerja Nasional, bermaksud membangun panduan beras berkelanjutan secara nasional serta menjadi promotor berdirinya Sustainable Rice Platform/SRP di Indonesia. 

    Perwakilan SRP Regional hadir, memperkenalkan standar SRP berikut tahapan-tahapan berdirinya SRP Indonesia. Para peserta diajak mengenal lebih jauh SRP. Selain itu juga dilakukan penyusunan keanggotaan NWG SRP. NWG SRP merupakan kelompok kerja yang salah satu fungsinya mempersiapkan terbentuknya SRP Chapter Indonesia. Dengan adanya SRP Chapter Indonesia diharapkan praktik perberasan berkelanjutan dapat terjadi. Berdirinya Kelompok Kerja Nasional/National Working Group dengan perwakilan berbagai pihak akan menjadi badan pendorong berdirinya SRP Indonesia.

    Kiswara Santi Prihandini, perwakilan Preferred by Nature F.M.B.A Denmark sekaligus anggota SRP Global, menyatakan pihaknya mendorong perilaku budidaya petani Indonesia khususnya yang mempraktikkan budidaya Lestari, alami dan berkelanjutan perlu diadopsi oleh standar SRP dan diharapkan agar Kelompok Kerja kian produktif mengidentifikasi dan mempromosikan inisiatif beras rendah karbon untuk dunia.

    Lebih lanjut Keberadaan NWG merupakan langkah penting untuk kolaborasi hadirnya sinkornisasi standar global dan SRP Chapter Indonesia. Dengan adanya NWG dan Chapter ini maka diharapkan ke depan praktik beras berkelanjutan dapat terwujud melalui program-program kerja tahunan. 

    Nana Suhartana, Rice Manager Rikolto Indonesia sekaligus vocal point NWG mengemukakan Rikolto sebagai Lembaga yang bergerak dalam pengembangan pertanian berkepentingan untuk menjadikan standar SRP berkembang di Indonesia sebagai pedoman budidaya beras berkelanjutan yang akan memberi manfaat keberlangsungan budidaya yang berkelanjutan untuk kelestarian alam dan peningkatan produksi pangan Indonesia.

    Beras adalah komoditi nasional strategis dan wajib membuat stok, harga, kualitas beras Indonesia lebih layak, lestari dan sehat untuk dihadirkan di meja makan keluarga Indonesia. Kelompok Kerja Nasional sebagai pendorong dan promotor utama hadirnya SRP di Indonesia membutuhkan dukungan Pemerintah. SRP Indonesia adalah salah satu alternatif bahwa komoditi Beras dapat berkontribusi pada keadilan petani dan kelompok penghasil, produk rendah karbon dan pendukung ketercapaian NDC/National Determined Contribution Indonesia. (AA)

    kedaulatan pangan panduan standar beras berkelanjutan sustainable rice platform national working group budidaya beras berkelanjutan budidaya lestari budidaya alami beras rendah karbon
    Ir. Afrizal, M.I.Kom

    Ir. Afrizal, M.I.Kom

    Artikel Sebelumnya

    Jimly Asshiddiqie, Hampir semua Pelapor...

    Artikel Berikutnya

    Pemerhati, Pelanggaran Emisi Gas Buang Bukan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Perilaku Overconfident dan Efek Disposisi di Bursa Efek Indonesia
    DPRD DKI Jakarta belum Menyetujui Penghapusan dan Lelang 417 unit Bus Transjakarta
    Sejunlah 8,20% Personel Bidhumas Polda Banten Lulus Uji Kompetensi Umum Kehumasan
    Sejunlah 8,20% Personel Bidhumas Polda Banten Lulus Uji Kompetensi Umum Kehumasan
    Wilson Lalengke:  Disomasi Hendry Bangun, Dewan Kehormatan PWI Semakin Tidak Terhormat

    Ikuti Kami